Pelatih Timnas Iran Serang Suporter Sendiri Karena Tidak Dukung Timnya Saat Berlaga

oleh -423 Dilihat

Jakarta – Timnas Iran harus menelan kekalahan memalukan dengan skor 2-6 dari Inggris di laga perdana mereka di Grup B Piala Dunia 2022, Senin (21/11/22) malam WIB.

Dalam laga tersebut sang pelatih Iran, pelatih timnas Iran Carlos Queiroz mengkritik para pendukung Iran yang hadir langsung di Khalifa International Stadium. Ia menyarankan para pendukung tetap berada di rumah jika tidak siap untuk memberi dukungan kepada para pemain.

Queiroz sebenarnya tidak menjelaskan kritiknya itu ditujukan tentang apa atau saat momen apa. Namun yang jelas, sempat terjadi nada ejekan para penggemar terhadap para sebelas pertama Iran.

Sebelas pemain yang diturunkan menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebagai bentuk solidaritas kepada kelompok anti-pemerintah di Iran. Cemoohan terdengar sepanjang lagu kebangsaan dari para penggemarnya sendiri.

Queiroz juga menyindir para penggemar Iran yang dinilainya menuntun para pemainnya untuk melakukan sesuatu yang benar oleh para penggemarnya sendiri.

“Tolonglah, para guru dan moralis, biarkan anak-anak ini bermain. Anak-anak hanya ingin bermain sepak bola,” ujar Queiroz dilansir dari Fotmob.

“Kalian tidak tahu apa yang mereka rasakan di belakang layar hanya karena mereka ingin bermain sepak bola. Seolah-olah apa yang dikatakan pemain, para pengkritik ini ingin membunuh mereka,” katanya kesal.

Queiroz juga menyindir para penggemar untuk tetap tinggal di rumah, karena tidak memberikan dukungan penuh kepada timnya pada saat dilapangan.

“Para pemain ini hanya punya satu mimpi, yaitu bermain untuk negaranya dan bermain untuk orang-orang dari negaranya. Saya bangga dengan cara mereka bersikap dan melawan,” ujarnya.

“Di tahun 2014 dan 2018, kami mendapatkan dukungan penuh dari para penggemar. Tapi kalian melihatnya sendiri hari ini, para penggemar tidak siap mendukung tim. Maka sebaiknya mereka berdiam diri di rumah.”

Saat ini gelombang protes di Iran tentang kewajiban mengenakan jilbab yang diatur secara tegas oleh pemerintah masih berjalan. Sebagian masyarakat Iran dengan gencar melakukan protes tersebut, bahkan sampai ada di Piala Dunia 2022.

Wanita bernama Mahsa Amini yang baru berusia 22 tahun harus meninggal dunia pada September 2022 gara-gara tidak mau mengenakan jilbab. Ia ditemukan tewas saat ditahan oleh pihak kepolisian yang menyuruhnya mengenakan jilbab. Kelompok pemerhati HAM mengatakan lebih dari 400 orang telah kehilangan tempat tinggal selama protes yang berlangsung di Iran.

(Ara-Satupedia.com)