Thomas Tuchel melanjutkan cerita indah bersama Chelsea akhir pekan lalu. Sang manajer sudah mengukir rekor bersama The Blues. Tuchel adalah manajer yang memainkan 14 pertadingan pertamanya tanpa kekalahan. Chelsea menang dengan skor 2-0 atas Sheffield pada pertadingan ke-14 Tuchel, Sabtu (21/3/2021) malam WIB.
Bukan hanya tidak pernah kalah, Tuchel juga membawa Chelsea menjadi tim yang solid dari sisi pertahanan. Mereka baru kebobolan dua gol dari 14 pertadingan, satu di antaranya tercipta lewat gol bunuh diri.
Dari 14 pertadingan yang sudah dilewati Tuchel, ada beberapa pemain yang menjadi serdadu andalannya. Mereka memainkan 10 pertadingan atau lebih. Siapa saja mereka?
Andreas Christensen
Christensen mungkin tidak punya masa depan di Chelsea andai Frank Lampard tetap menjadi manajer Chelsea. Karena, dia tidak masuk dalam rencana sang manajer untuk mengisi lini belakang Chelsea. Tapi, bersama Thomas Tuchel, dia mampu menembus tim inti. Christensen tampil sangat bagus saat mendapat momen tatkala Thiago Silva tidak bisa bermain karena cedera.
Pemain asal Denmark ini sudah memainkan 10 dari 14 pertadingan pertama Tuchel di Chelsea.
Jorginho
Jorginho belakangan mengakui bahwa gaya bermain Lampard tidak cocok denganganya. Dia tidak suka memainkan bola panjang, seperti yang diminta Lampard. Sebaliknya, pemain asal Italia merasa cocok dengan Tuchel. Benar saja, Jorginho menjadi salah satu pemain yang mendapat menit bermain cukup banyak pada era Tuchel. Mantan pemain Napoli terlibat dalam 10 dari 14 pertadingan awal Tuchel. Jorginho mencetak tiga gol.
Christian Pulisic
Pulisic memang bukan pemain utama Chelsea pada era Tuchel. Tapi, pemain asal Amerika itu adalah opsi pertama yang akan dimainkan Pulisic dari bangku cadangan. Pulisic terlibat dalam 11 dari 14 pertadingan Tuchel di Chelsea. Dari semua pertadingan itu, dia hanya tiga kali bermain sejak menit awal dan tidak pernah penuh. Pulisic belum pernah bermain selama 90 menit. Pulisic membuat dua assist untuk Tuchel.
Timo Werner
Timo Werner banyak diragukan pada musim 2020/2021. Pemain asal Jerman itu gagal tampil bagus bersama Lampard. Catatan golnya tidak cukup bagus untuk seorang penyerang. Werner juga belum tampil bagus, kalau dilihat dari jumlah gol, pada era Tuchel. Timo Werner sudah memainkan 11 dari 14 pertadingan pertama Tuchel di Chelsea musim ini dan baru mencetak satu gol saja.
Tapi, Timo Werner punya catatan unik karena dia menjadi top assist era Tuchel dengan empat assist.
Edouard Mendy
Tuchel beberapa kali memberikan kesempatan pada Kepa untuk berada di bawah mistar gawang. Tapi, pilihan utama sang manajer tetaplah Mendy. Dia mampu tampil konsisten musim 2020/2021. Mendy sudah memainkan 11 dari 14 pertadingan Chelsea bersama Tuchel. Dia baru kebobolan dua gol dari 11 pertadingan yang dimainkan. Mendy sekarang harus menjalani operasi gigi dan absen pada pertadingan melawan Sheffield United.
N’Golo Kante
Kante termasuk pemain yang kesulitan berdaptasi dengan cara bermain Lampard. Selain karena cedera, performa Kante menurun pada musim lalu karena tidak cocok dengan taktik Lampard. Kante bersinar di bawah kendali Tuchel. Bagi Tuchel, Kante adalah pemain idamannya sejak masih melatih di . . . . . . PSG. Jadi, dia tahu betul apa kelebihan dan bagaimana cara memakai Kante dengan baik.
Kante turut bermain pada 12 dari 14 pertandingan awal Chelsea di bawah Tuchel.
Mason Mount
Mount adalah pemain yang paling sering bermain untuk Lampard di Chelsea. Dia memainkan 80 pertadingan, dengan 11 gol dan 12 assist. Mount sempat diprediksi akan kehilangan tempat bermainnya pada era Tuchel. Tapi, Mount malah tetap jadi pilihan utama. Pemain 22 tahun itu sudah memainkan 12 pertadingan untuk Tuchel. Sejauh ini, Mount sudah mencetak tiga gol. Bersama Jorginho, Mount adalah top skor Chelsea pada era Tuchel.
Antonio Rudiger
Rudiger mungkin akan dilepas Chelsea pada bursa transfer Januari 2021 kalau Lampard masih menjadi manajer. Rudiger pun mengakui sudah didekati banyak klub sejak tidak masuk rencana Lampard awal musim lalu. Rudiger bangkit bersama Tuchel. Dia jadi pemain yang merasakan dampak positif kehadiran Tuchel. Rudiger memainkan 12 dari 14 pertadingan pertama Tuchel di Chelsea. Rudiger adalah pilihan utama di lini belakang.
Reece James
Keputusan Tuchel memakai formasi 3-4-2-1 sangat menguntungkan bagi Reece James. Karena, dia punya karakter yang sangat cocok untuk bermain sebagai wingback kanan. Peran pun dimainkan dengan baik oleh pemain 21 tahun. Reece James memainkan 13 dari 14 pertadingan pertama Tuchel di Chelsea. Reece James 10 kali bermain secara penuh, tiga pertadingan lainnya sebagai pengganti. Dia menyumbang satu assist untuk The Blues.
Callum Hudson-Odoi
Hudson-Odoi hampir dilepas ke Bayern Munchen awal musim lalu. Setelah cedera pada musim 2019/2020 lalu, dia memang tidak masuk dalam pemain prioritas Lampard. Tapi, klub tidak bersedia melepasnya. Hudson-Odoi jadi pemain yang penting pada era Tuchel. Dia menjadi pemain serba bisa. Pemain 20 tahun pernah dipercaya tapil sebagai wingback, winger, sampai peran yang lebih ke tengah. Hudson-Odoi memainkan 13 dari 14 pertadingan petama Tuchel di Chelsea.
Mateo Kovacic
Kovacic memainkan peran yang penting di lini tengah Chelsea pada era Tuchel. Peran pemain asal Kroasia itu hampir tidak tergantikan. Kovacic sudah memainkan 13 dari 14 pertadingan pertama Tuchel di Chelsea dan hanya dua kali sebagai pemain pengganti. Tuchel memakai dua pivot dalam setiap formasi yang dimainkan. Nah, satu tempat di pivot hampir pasti menjadi milih mantan pemain Inter Milan itu.
Cesar Azpilicueta
Azpilicueta punya segala atribut yang dibutuhkan Tuchel untuk menjadi satu dari tiga pemain di lini belakang. Azpilicueta bisa melakukan build-up, bergerak ke tengah, atau melebar untuk mengisi celah yang ditinggal wingback. Tidak heran kalau Azpilicueta hampir selalu masuk dalam starting XI pilihan Tuchel. Azpilicueta memainkan 13 pertandingan bersama Tuchel dan hanya sekali tidak bermain penuh yakni saat lawan Sheffield.
Perannya sangat penting bagi Tuchel, baik secara teknis maupun sebagai kapten.